Kamis, 22 November 2012

Teh Terbaik di Dunia, Teh "Kayo Aro" Jambi


Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.
Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.

The mempunyai ciri khas di setiap Negara. Di Indonesia sendiri menjadi negara penghasil teh terbesar  nomor lima di dunia. Di Provinsi Jambi khususnya  ada produksi teh besar di Indonesia, tepatnya di dataran tinggi Kayo aro, Kerinci. Teh Kayo Aro ini ternyata teh terbaik di Dunia 
 
Waw. Produk Jambi memang HEBAT tidak hanya  sebagai produk lokal saja seharusnya sudah jadi produk internasional. Memang banyak orang yang tidak tahu ternyata jambi mempunyai perusahaan teh yang besar dan lebih banyak tidak tahu lagi teh Kayu Aro menjadi teh favorit di Eropa. Ada perusahaan teh di Inggris yang terkenal memakai bahan baku teh kayu aro, dimana memosok produk teh ke keluarga bangsawan di Eropa. Bukan hanya itu Ratu Belanda sejak Ratu Wihelmina, Ratu Juliana hingga Ratu Beatrix adalah penikmat teh kayu aro ini. 

Hebatkan teh Kayu Aro Jambi?
Perusahaan Teh Kayu Aro dibuka oleh perusahaan Belanda dengan nama Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdan (NV HVA) tahun 1925, merupakan perkebunan teh terluas di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki gunung Himalaya, dengan luas 3.020 hektar, yang rata-rata menghasilkan 80 ton daun basah per harinya. Dan uniknya lagi pengolahan Teh Kayu Aro ini, tidak berubah sejak jaman Belanda, yaitu pengolahan secara tradisional tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna. Saat ini pengawasan perusahaan teh ini dibawah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI), mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, pengemasan hingga pengiriman.
Tidak ada yang menyangkan ternyata the Kayo Aro ini kualitas nomor 1 di Dunia tetapi teh ini kurang terkenal di Negara sendiri. Kenapa?
Ini dikarenakan teh Kayo Aro yang dinikmati oleh bangsawan Eropa itu adalah teh pilihan yang diambil dari pucuk teh. Teh ini berwarna orange bening dengan rasa kental di lidah dan bertahan lama. Kualitas teh ini adalah Grade I yang hanya untuk di perdagangkan luar negeri terutama Eropa dan Amerika. Jadi the Kayo Aro yang mendunia itu adalah teh Kayo Aro grade I  sedangkan untuk Indonesia hanya bisa menikmati grade 2 dan 3 dicampur daun dan batang dan tentu saja warnanya tidak orange lagi. Kualitas Grade 3 dipasarkan di Indonesia ke para produsen teh, sebagai bahan campuran dari bahan baku teh yang ada di Indonesia. Dan teh ini juga dipasarkan dalam bentuk kemasan oleh PTPN VI. 

Kenapa grade I tidak untuk di Indonesia saja?
Bayangkan saja harga jual pabrik $ 2,89/kg, bandingkan dengan harga satu merek yang dikemas di Inggris, dengan memakai bahan baku Teh Kayo Aro ini oleh Ty Poo diharga 1,8 Pounsteling untuk 1/4 kg, sedangkan harga di Indonesia untuk kemasan 1 box hanya berkisar Rp 3.500 saja. Jadi harga teh grade I itu sangat mahal untuk Indonesia yang konsumsi tehnya sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia. 

Di Negara – Negara lain ada budaya, ritual atau upacara minum teh tergantung pada budaya – budaya masing Negara. Di Indonesia budaya minum teh yang disebut “tea time” hanya ada waktu  jaman kolonial Belanda. Dan sekarang “tea time” Indonesia pada waktu pagi atau sarapan sebagai sumber energi di pagi hari karena teh yang di konsumsi dicampur gula. Selai itu juga biasanya di waktu menjelang sore. Teh Kayo Aro sudah di jual di provinsi jambi maupun di luar jambi. Walaupun yang kita konsumsi ini bukan grade I tetapi manfaatnya tetaplah nomor I karena pengolahan the Kayo Aro tanpa pengawet maupun pewarna.
_Cintai Produk Jambi_


By: Div. HMPI (Dian Romadhani)

Referensi
ekonomi.kompasiana.com
Wikipedia.com

Kamis, 01 November 2012

Bahaya Jajanan Anak Sekolah

Tentu bagi sebagian orang, apalagi anak-anak kecil usia SD, jajanan di pinggir jalan dan di kantin-kantin sekolahan sangat menggiurkan. Dihiasi berbagai macam bentuk dan warna-warna yang menarik seperti gulali, rambut nenek, agar-agar, buah-buahan membuat anak-anak tidak dapat menahan hasrat untuk mengonsumsinya. Ironisnya, anak-anak yang seharusnya diberikan asupan gizi yang baik justru diracuni dengan zat-zat berbahaya pada tubuh yang ada pada makanan-makanan tersebut. Menurut hasil pengawasan BPOM pada tahun 2008 hingga 2010, masih terdapat 40-44 persen jajanan yang mengandung zat yang berbahaya.

Tidak dapat dipungkiri, pangan jajanan anak sekolah (PJAS) masih diliputi dengan zat-zat berbahaya seperti pemanis buatan, boraks dan formalin, pewarna tekstil. Selain itu, lokasi pedagang menjajakan makanannya bukanlah merupakan tempat yang higenis dengan sistem sanitasi yang baik. Ini mengakibatkan tercemarnya jajanan dengan mikroba.

Selasa, 30 Oktober 2012

SI BAU MENYENGAT DAN ASAM “TEMPOYAK”

Siapa sih yang gak suka dengan buah durian. Buah yang berbau dengan rasa yang manis dan lezat. Selain dimakan dalam keadaan segar, buah durian juga sering diolah menjadi dodol. Ternyata, bukan saja dimakan dalam keadaan segar atau dalam bentuk dodol. Durian bisa diolah menjadi suatu masakan yang memiliki rasa yang asam dan bau yang menyengat, tetapi memiliki rasa yang luar biasa lezatnya.

Yap, TEMPOYAK  walaupun punya bau yang menyengat dan rasa yang asam tetapi banyak yang menyukai rasa yang unik dari tempoyak ini. Apa lagi kalau musim durian tiba, waaah… pasti banyak deh yang dapat menikmati tempoyak baik diolah sendiri maupun yang di dapat dirumah makan.
TEMPOYAK adalah makanan khas jambi yang sudah lama dinikmati oleh masyarakatnya. Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang kemudian difermentasi agar mendapatkan aroma dan rasa yang berbeda. Makanan ini dapat disajikan sebagai lauk dan dimakan bersama nasi. Selain itu, bisa juga dicampur sebagai penyedap sambal dan bumbu. Mmmm …. Mantaaaap!!!!

Bagaimana sih cara membuat tempoyak????  
Mau tau cara pembuatannya, niiih simak baik-baik yaaa!!!
Pilih buah durian yang benar-benar sudah masak, pisahkan daging buah dengan biji durian.  Setelah itu berikan sedikit garam. Setelah selesai, ditambahkan dengan cabe rawit. Penambahan cabe rawit ini bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi dari daging durian. Tetapi, proses fermentasi tidak dapat berlangsung lama karena akan mempengaruhi rasa akhir dari tempoyak tersebut.
Setelah selesai, adonan dari tempoyak jangan disimpan disuhu ruang loooh….
Sebaiknya, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat dan disimpan pada kulkas atau pada suhu dingin untuk menghambat proses fermentasi dari tempoyak, agar rasa dan aromanya terjaga.

TEMPOYAK bisa diolah menjadi apa saja sih???
Banyaaaak bangeet…..
Tempoyak bisa di olah menjadi lauk seperti gulai tempoyak, pepes tempoyak, sambal tempoyak dan masih banyak lagi olahan-olahan dari tempoyak.
Ternyata buah durian bukan saja enak untuk dimakan segar tetapi juga dapat diolah menjadi makanan yang menggugah selera. 

Apa sih KANDUNGAN buah durian????
Durian sebagai bahan baku utama tempoyak. Durian mempunyai kandungan gizi yaitu: 67gr air, 28.3gr karbohidrat, 2.5gr lemak, 2.5gr protein dan 1.4gr serat per 100gr. Selain itu, durian juga mengandung vitamin B1, B2, dan C serta kalium, kalsium dan fosfor. Tempoyak sendiri memiliki kadar lactic acid bacterial yang tinggi. Lactic acid bacterial adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi dan menimbulkan rasa asam pada tempoyak.

 by: Div. P3L (Hanifah Ulfa) 

Sumber:

Kamis, 25 Oktober 2012

Makanan Khas Jambi


Jambi adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatra. Jambi memiliki ciri khas tersendiri dalam berbagai hal seperti seni budaya, bahasa, adat istiadat, tempat wisata dan juga makanan khas.  Makanan khas Jambi ada berbagai macam ada sebagai makanan berat seperti lauk pauk dan sebagai jajanan.  Makanan khas Jambi yang sangat terkenal adalah tempoyak. Tempoyak adalah makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, rasanya sangat mengundang selera. Tempoyak asli jambi biasanya ada pada saat musim durian, tempoyak dapat dijadikan gulai yaitu gulai tempoyak ikan sungai. Selain tempoyak ada juga pindang ikan yang tidak kalah enaknya, pindang ikan khas jambi memiliki rasa yang beda dari  pindang ikan daerah lain. Pindang khas jambi tidak menggunakan nanas. Ada juga gulai tepe ikan dan malbi. Gulai tepe ikan memiliki rasa asam nanas, sedangkan malbi adalah gulai daging yang rasanya manis karena adanya kecap dan gula merah
Selain makanan berat Jambi juga memiliki makanan jajanan yang cukup terkenal yaitu dodol kentang. Dodol kentang berasal dari kabupaten Kerinci  Daerah Kerinci merupakan daerah yang mempunyai perkebunan  yang luas  Petani di Kerinci kini giat mengembangkan industri rumah tangga, antara lain mengolah hasil perkebunan dan pertanian menjadi makanan jadi seperti dodol kentang, keripik pisang dan lainnya. Dodol kentang sangat maju pesat sehingga sudah menebus pasar luar daerah dan menjadi  pencarian wisatawan. Dodol kentang sangat mudah didapatkan karena  ada beberapa desa di Kerinci sebagai penghasil dodol kentang. Desa Lubuk Nagodang yang terletak di Kecamatan Gunung Kerinci, kini menjadi daerah kawasan wisata dodol kentang, produksi dodolnya selain dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung, kini juga telah menembus pasar luar daerah.Ada juga Kabupaten Kerinci, 410 Km dari Kota Jambi yang berada di kaki gunung Kerinci wilayahnya sangat subur bagi tanaman sayuran, khususnya kentang.Komoditi pertanian dan perkebunan yang terus meningkat kini juga diolah menjadi produk jadi seperti dodol kentang, jus terong pirus, dan sirup kulit manis.Khusus kentang, pengembangannya dilakukan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Selain dodol kentang ada juga dodol nanas yang cukup terkenal sebagai jajanan dari Jambi. Di daerah Jambi memiliki perkebunan buah nanas di Desa Tangkit, Muaro Jambi. Produksi nanas di daerah ini sangatlah besar. Jenis jajanan yang dihasilkan dari nanas ada beberapa macam yaitu dodol nanas, panganan, selai nanas goreng dan masih banyak lagi lainnya.
            Di jambi juga memiliki kue – kue yang khas dari Jambi dan memiliki rasa dan kekunikan yang berbeda. Kue khas jambi yang sudah terkenal seperti srikaya muso, padamaran, kue kelepon, dan gandus. Salah satu kue yang paling disuka yakni gandus. Bahan gandus dari tepung beras, sagu,santan dan daun. Bumbunya, bawang putih dihaluskan, cabe dipotong-potong kecil dan santan diaduk. Setelah bahan dicampur lalu tambah garam. Untuk mencetaknya ada dua macam, satu cetakan bulat ada juga yang ditaruh dalam loyang dan dikukus selama 10 menit. Setelah matang, kemudian dipotong-potong. Sebelum disiapkan kue dihias dulu atasnya dengan taburan udang, ebi, ayam, daging giling atau abon ikan.

Senin, 22 Oktober 2012

Partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi Dalam "Singkong Day"



             Singkong Day yang dilakukan pada puncaknya 07 Oktober 2012 lalu, tujuannya tidak lain adalah untuk mengajak masyarakat indonesia untuk mengkonsumsi singkong yang mana dengan merubah paradigma masyarakat terhadap singkong yang cenderung beranggapan bahwa singkong hanyalah makanan yang tidak menarik ataupun tidak istimewa. Namun, sebenarnya hal itu merupakan hal yang sangat salah karena singkong juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan yang sangat nikmat dan tidak kalah dengan makanan-makanan berkelas lain yang umumnya dikenal masyarakat bahkan juga bisa digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti dari nasi, karena karbohidrat pada singkong tidak jauh berbeda dengan jumlah karbohidrat pada nasi. Sementara jika bebicara mengenai harga, harga singkong relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras pada umumnya dan ketersediaan singkong di Indonesia juga masih sangat sangat melimpah.
 
Ok... Kini saatnya kita bebicara mengenai partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi dalam Singkong Day pada 07 Oktober lalu. HMPPI Komisariat Universitas Jambi yang terbilang masih baru aktif periode ini setelah sempat vakum beberapa waktu berpartisiapsi dalam kegiatan ini adalah sebagai wujud kepedulian dari seorang mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, yang memang sudah seeharusnya untuk turut berkontribusi membantu mensukseskan program pemerintah untuk mengatasi permasalahan pangan yang kini telah merupakan masalah serius bagi negara Indonesia bahkan kini telah menjadi permasalahan dunia.
            Semua berawal dari semangat Lso HMPPI Komisariat Universitas Jambi yang luar biasa. Awalnya tidak terpikir oleh saya akan turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mengingat banyak hal yang sangat urgen yang harus kami persiapkan dalam waktu dekat. Namun niat dan semangat tentu akan menembus segala hal dan merubah segala kendala menjadi peluang. Dan benar saja semua kami lakukan dengan semangat yang tak terukur, tak peduli akan bagaimana jadinya, dan kamipun memulainya.
            Pada hari kamis, 04 Oktober 2012 kami (Lso HMPPI) mulai mendiskusikan hal-hal terkait dengan singkong day, mulai dari sumber dana, dan teknis yang harus dipersiapkan. Siang harinya kami mulai mencari dana sumbangan sukarela dari mahasiswa THP Universitas Jambi. Pada hari itu, dana yang kami peroleh masih hanya sekitar Rp. 23.000,- namun hal itu tidak sedikitpun mengurangi semangat kami. Pada Jum'at 05 Oktober 2012 kami kembali mempersiapkan diri untuk mencari dana dengan jalan yang sama, dan dana pun terkumpul seadanya. Jum'at sore kami menyempatkan diri sesaat untuk membahas segala persiapan, mulai dari jenis dan jumlah makanan yang akan kami buat, alat-alat dan bahan-bahan yang kami butuhkan dan yang lain-lainnya. Kebiasaan Lso HMPPI setiap kali berdiskusi tidak terlepas dari gurau dan canda tawa diselah-selah pembicaraan kami yang membuat kendala apapun tidak berarti apa-apa. Saya sangat menghargai kebiasaan ini, karena dengan demikian tidak ada rasa canggung diantara kami sebagai tim.

            Sabtu siang kami sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan kami gunakan mulai dari singkong, gula, jagung, kemasan dan bahan-bahan lainnya. Semua kami lakukan diselah-selah waktu kami sebagai mahasiswa yang juga harus kuliah. Sabtu malam tentu merupakan malam yang istimewa bagi kaum muda umumnya untuk memadu kasih. Namun berbeda dengan kami, bagi kami istimewa bukanlah karena pasangan, tapi karena kami melakukan sesuatu untuk kami berikan kepada masyarakat Jambi. Gurau dan canda tawa tidak pernah terlepas dari selah-selah aktivitas kami, hingga tak terasa waktu sudah larut malam.




            Minggu pagi tepatnya 07 Oktober 2012, pukul 04.00 dini hari saya harus sudah bangun (suatu hal yang sangat tidak biasa bagi saya..... hehehehe.... maklum...) dan kembali untuk mersiapkan segala sesuatunya. Pagi itu semakin indah setelah melihat 9 jenis makanan yang mencapai 300 yang semuanya diolah dari singkong yang tentunya dibuat sendiri (bukannya sombong, hanya beri taw aja..... :D) telah menanti untuk dibagikan kepada masyarakat kota Jambi. Jujur, saya benar-benar tidak menduga hal ini, karena awalnya hasil diskusi kami hanya bisa mencapai 5 jenis makanan saja dan masing-masing hanya 20 buah mengingat dana dan pengetahuan masak-memasak yang hanya seadanya (sebagian ada sichhhhh yang pinter masak-masak, tapi kan gak semua......). Setelah semua dipersiapkan, kamipun bergegas menuju Kegubernuran provinsi Jambi untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi olahan singkong. Dengan semangat berapi-api (sedikit tergesa-gesa juga.... itu jujur loh..) kami mencari-cari tempat yang strategis untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi singkong dan mebagikan makanan yang kami buat dengan gratis. Kami pun mulai membagi-bagikan kertas selebaran yang kami buat sembari menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini lalu mengajak mereka untuk menikmati makanan kami yang lezat buanget (gratis..tis...tiss... loh, sapa yang gk mw coba... heeheh..). Masyarakat kota Jambi menyambut kegiatan ini dengan apresiasi dan antusiasme. O iya, hampir lupa waktu itu ibu Dr. Madya Wati Latief (pembina HIMATEHTA) juga turut hadir dan menikmati makanan yang kami sajikan (makasih loh, bu da dateng... makanan kami enakkan..... :D). Dalam waktu kurang dari 2 jam semua makanan telah habis dibagikan dengan gratis, sampai-sampa beberapa jenis makanan juga saya belum tau rasanya karena belum sempat mencicipi (kasihannnnnnn...).
           Setelah membagi-bagikan selebaran dan makanan, kami menyempatkan diri untuk evaluasi, untuk mengkaji segala kekurangan-kekurangan atau kendala yang sempat terjadi. Apresiasi dan pujian terlalu pantas diucapkan atas kerja keras tim untuk mensukseskan kegiatan ini. Setelah evaluasi, kami bergegas dan kembali mempersiapkan diri untuk persiapan sarasehan yang akan dilaksanakan pada 13-14 Oktober 2012 di Universitas Jambi.
Dan begitulah kira-kira cerita saya akan partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi Dalam Singkong Day pada 07 Oktober 2012 lalu (tunggu cerita kami selanjutnya, pastinya akan lebih menarik....).
Tx to adik-adik saya Lso HMPPI Komsat Unja (Ester, Hani, Deny, Novi, Dian, Meika, Iksan, Dody) dan teman-teman hima yang bekerja keras mensukseskan kegiatan ini, terimakasih juga buat tantenya Dody yang sudah berkenan bantu buat makanan yang akan kami bagi (makanannya uenakkkkk....).



Mangara P Sirait
 







Sabtu, 29 September 2012

TAK PERLU TAKUT DENGAN SIANIDA PADA GADUNG. GADUNG JUGA BISA MENJADI MAKANAN NIKMAT




            Karbohidrat merupakan salah satu jenis gizi yang jumlahnya paling besar dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi untuk melakukan aktivitas. Di Indonesia sumber karbohidrat sangatlah beragam, seperti singkong atau ubi, jagung, nasi dan lain-lain. Namun selain dari beberapa bahan yang telah disebutkan sumber karbohidrat juga dapat diperoleh dari gadung yang akan menjadi fokus dalam ulasan saya kali ini. Ok, langsung saja disimak ya.........

         Gadung merupakan perdu memanjat, batangnya bulat dan umbinya muncul dipermukaan tanah. Gadung sendiri berasal dari india bagian barat yang kemudian menyebaar ke Asia Tenggara. Gadung tumbuh pada tanah hingga ketinggian 850 m dpl (di permukaan laut), namun dapat juga ditemukan pada ketinggian mencapai 1200 m dpl.
           Kandungan karbohidrat pada gadung cukup tinggi, yaitu sekitar 29,7 gram dalam setiap 100 gram gadung segar. Jika dilihat nilai ini memang tidaklah lebih tinggi dari kandungan karbohidrat pada bahan lain seperti pada jagung dan nasi yang mencapai 39-41 gram dalam setiap 100 gram bahan. Namun seperti yang kita ketahui, untuk memperoleh jagung atau padi/nasi tentunya terlebih dahulu kita harus menanamnya dan merawatnya dengan berbagai hal atau cara untuk mendapatkan hasil panen terbaik. Berbeda dengan gadung yang bisa kita peroleh tanpa harus menanamnya terlebih dahulu karena gadung banyak tumbuh dihutan-hutan atau tempat-tempat yang semak dan pada tanah kondisi tumbuhnya gadung.
            Sekilas hal diatas memang hal yang menarik, dimana tak perlu menanam tapi bisa memperolehnya. Namun pada gadung terdapat zat yang dapat meracuni orang yang mengkonsumsinya, yaitu asam sianida atau yang sering kita kenal dengan HCN. Namun untuk hal ini tak perlu khawatir bahkan mengurungkan niat untuk mengkonsumsi produk-produk yang diolah dari gadung, karena pengolahan yang tepat dapat menurunkan kadar sianida hingga ambang batas yang aman untuk dikonsumsi.
Pada umumnya gadung segar mengandung kadar sianida sekitar 469 ppm, namun dengan pengolahan yang dilakukan pada gadung akan menurunkan kadar sianida dalam bahan hingga batas yang aman untuk dikonsumsi. Kadar sianida dalam bahan sebesar 50 ppm/seluruh bahan bahan sudah aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
            Pada bulan mei 2012 lalu mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian 2009 Fakultas pertanian Universitas Jambi (saya juga termasuk lohhh......) melakukan semacam peneliltian terkait gadung menjadi berbagai produk olahan. Penelitian ini merupakan mata kuliah praktikum terpadu yang dilakukan pada semester 6. Setiap mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan penelitian yang berbeda. Untuk gadung sendiri yang dilakukan seperti, pembuatan tepung gadung, pembuatan nuget dari subtitusi tepung gadung dengan tepung terigu, pembuatan mie dari subtitusi tepung gadung dan tepung terigu. Terkhusus untuk kelompok saya adalah membuat tepung gadung. Saya akan membagikan proses pengolahan yang kami lakukan hingga hasil yang kami peroleh.
Untuk proses yang kami lakukan ada dua taha yaitu yang pertama penurunan kadar HCN dan pembuatan tepung
Proses penurunan kadar HCN
Ambil umbi gadung secara hati-hati agar tidak terluka. Potong umbi menjadi beberapa potong dengan menggunakan pisau yang tajam. Lumuri luka bekas potongan tersebut dengan abu dapur, dan biarkan atau simpan selama 24 jam. Kemudian kupas kulit potongan umbi gadung tersebut hingga bersih. Cuci potongan gadung yang telah dikupas dalam air mengalir. Masukkan potongan umbi gadung ke dalam keranjang dan segera rendam dalam air garam dengan 3 perlakuan, yaitu konsentrasi garam (10%, 15% dan 20%) selama 3 hari. Angkatlah dan tiriskan potongan-potongan umbi gadung tersebut dari air garam, lalu rendam kembali dengan air gula konsentrasi 10% selama 12 jam. Selanjutnya, mencuci  potongan-potongan gadung dengan air bersih agar racun dioscorin benar-benar hilang. Setelah itu keringkan dengan oven mnggunakan suhu 600C selama 8 jam hingga kadar air mencapai 14 persen.

Proses pembuatan tepung
Setelah kering, irisan umbi gadung tersebut di tumbuk atau digiling hingga halus menjadi tepung. Untuk memperoleh tepung yang baik maka gadung yang telah dihaluskan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh.
Sedangkan hasil dan analisis yang kami peroleh adalah seperti berikut.
1.Rendemen
Konsentrasi Garam (%)
Rendemen (%)
10
10.80
20
12.80
30
13

2a. Analisa kadar HCN tepung gadung

Uji dilakukan dengan melarutkan 2 gram tepung gadung dalam 100 ml aquades dan disaring. Filtrat yang didapat dicukupkan menjadi 100 ml. Pereaksi yang digunakan yaitu larutan bufer fospat 3 ml + asam pikrat 5 ml + NaOH 0,1 N 1 ml  dan di campurkan larutan gadung 100 ml. Dipanaskan pada suhu mendidih selama 30 menit. Jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orenge positif mengandung HCN. Dan pada uji yang dilakukan hasil menunjukkan perubahan warna yang artinya tepung tersebut mengandung HCN.

2.b Uji kuantitatif
Untuk uji kuantitatif kami melakukan analisis di dua laboratorium yang berbeda, yaitu di laboratorium fakultas peternakan Universitas Jambi dan laboratorium Akademi Analisis Kesehatan Jambi, dan hasil pengujian pada kedua laboratorium tersebut diperoleh hasil yang berbeda, seperti berikut.
Pengujian dilaboratorium fakultas peternakan Universitas Jambi
Konsentrasi Garam (%)
Kadar HCN (ppm)
pH
10
107,25
5,27
15
79,964
3,87
20
55,9172
3,55

Pengujian di Akademi Analisis Kesehatan Jambi
Prosesnya dilakukan seperti berikut:
Uji kuantitatif yang dilakukan pada laboratorium peternakan dilakukan lagi ujian lanjut yaitu di AAK dengan prosedur sebagai berikut: