Kamis, 22 November 2012

Teh Terbaik di Dunia, Teh "Kayo Aro" Jambi


Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.
Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.

The mempunyai ciri khas di setiap Negara. Di Indonesia sendiri menjadi negara penghasil teh terbesar  nomor lima di dunia. Di Provinsi Jambi khususnya  ada produksi teh besar di Indonesia, tepatnya di dataran tinggi Kayo aro, Kerinci. Teh Kayo Aro ini ternyata teh terbaik di Dunia 
 
Waw. Produk Jambi memang HEBAT tidak hanya  sebagai produk lokal saja seharusnya sudah jadi produk internasional. Memang banyak orang yang tidak tahu ternyata jambi mempunyai perusahaan teh yang besar dan lebih banyak tidak tahu lagi teh Kayu Aro menjadi teh favorit di Eropa. Ada perusahaan teh di Inggris yang terkenal memakai bahan baku teh kayu aro, dimana memosok produk teh ke keluarga bangsawan di Eropa. Bukan hanya itu Ratu Belanda sejak Ratu Wihelmina, Ratu Juliana hingga Ratu Beatrix adalah penikmat teh kayu aro ini. 

Hebatkan teh Kayu Aro Jambi?
Perusahaan Teh Kayu Aro dibuka oleh perusahaan Belanda dengan nama Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdan (NV HVA) tahun 1925, merupakan perkebunan teh terluas di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki gunung Himalaya, dengan luas 3.020 hektar, yang rata-rata menghasilkan 80 ton daun basah per harinya. Dan uniknya lagi pengolahan Teh Kayu Aro ini, tidak berubah sejak jaman Belanda, yaitu pengolahan secara tradisional tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna. Saat ini pengawasan perusahaan teh ini dibawah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI), mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, pengemasan hingga pengiriman.
Tidak ada yang menyangkan ternyata the Kayo Aro ini kualitas nomor 1 di Dunia tetapi teh ini kurang terkenal di Negara sendiri. Kenapa?
Ini dikarenakan teh Kayo Aro yang dinikmati oleh bangsawan Eropa itu adalah teh pilihan yang diambil dari pucuk teh. Teh ini berwarna orange bening dengan rasa kental di lidah dan bertahan lama. Kualitas teh ini adalah Grade I yang hanya untuk di perdagangkan luar negeri terutama Eropa dan Amerika. Jadi the Kayo Aro yang mendunia itu adalah teh Kayo Aro grade I  sedangkan untuk Indonesia hanya bisa menikmati grade 2 dan 3 dicampur daun dan batang dan tentu saja warnanya tidak orange lagi. Kualitas Grade 3 dipasarkan di Indonesia ke para produsen teh, sebagai bahan campuran dari bahan baku teh yang ada di Indonesia. Dan teh ini juga dipasarkan dalam bentuk kemasan oleh PTPN VI. 

Kenapa grade I tidak untuk di Indonesia saja?
Bayangkan saja harga jual pabrik $ 2,89/kg, bandingkan dengan harga satu merek yang dikemas di Inggris, dengan memakai bahan baku Teh Kayo Aro ini oleh Ty Poo diharga 1,8 Pounsteling untuk 1/4 kg, sedangkan harga di Indonesia untuk kemasan 1 box hanya berkisar Rp 3.500 saja. Jadi harga teh grade I itu sangat mahal untuk Indonesia yang konsumsi tehnya sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia. 

Di Negara – Negara lain ada budaya, ritual atau upacara minum teh tergantung pada budaya – budaya masing Negara. Di Indonesia budaya minum teh yang disebut “tea time” hanya ada waktu  jaman kolonial Belanda. Dan sekarang “tea time” Indonesia pada waktu pagi atau sarapan sebagai sumber energi di pagi hari karena teh yang di konsumsi dicampur gula. Selai itu juga biasanya di waktu menjelang sore. Teh Kayo Aro sudah di jual di provinsi jambi maupun di luar jambi. Walaupun yang kita konsumsi ini bukan grade I tetapi manfaatnya tetaplah nomor I karena pengolahan the Kayo Aro tanpa pengawet maupun pewarna.
_Cintai Produk Jambi_


By: Div. HMPI (Dian Romadhani)

Referensi
ekonomi.kompasiana.com
Wikipedia.com

Tidak ada komentar: