Teh
adalah minuman
yang mengandung kafein,
sebuah infusi yang dibuat dengan
cara menyeduh daun,
pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia
sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh
dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong,
teh hijau,
dan teh putih.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan
dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
mendekati nol persen.
Manfaat teh antara lain adalah sebagai
antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan
tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka,
tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.
The mempunyai ciri khas di setiap Negara. Di
Indonesia sendiri menjadi negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia. Di Provinsi Jambi
khususnya ada produksi teh besar di
Indonesia, tepatnya di dataran tinggi Kayo aro, Kerinci. Teh Kayo Aro ini
ternyata teh terbaik di Dunia
Waw. Produk Jambi memang HEBAT tidak hanya sebagai produk lokal saja seharusnya sudah
jadi produk internasional. Memang banyak orang yang tidak tahu ternyata jambi
mempunyai perusahaan teh yang besar dan lebih banyak tidak tahu lagi teh Kayu Aro
menjadi teh favorit di Eropa. Ada perusahaan teh di Inggris yang terkenal
memakai bahan baku teh kayu aro, dimana memosok produk teh ke keluarga
bangsawan di Eropa. Bukan hanya itu Ratu Belanda sejak Ratu Wihelmina, Ratu
Juliana hingga Ratu Beatrix adalah penikmat teh kayu aro ini.
Perusahaan Teh Kayu Aro dibuka oleh perusahaan
Belanda dengan nama Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdan (NV HVA)
tahun 1925, merupakan perkebunan teh terluas di dunia setelah perkebunan teh
Darjeling di kaki gunung Himalaya, dengan luas 3.020 hektar, yang rata-rata
menghasilkan 80 ton daun basah per harinya. Dan uniknya lagi pengolahan Teh
Kayu Aro ini, tidak berubah sejak jaman Belanda, yaitu pengolahan secara
tradisional tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna. Saat ini pengawasan
perusahaan teh ini dibawah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI), mulai dari
perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik,
pengemasan hingga pengiriman.
Tidak ada yang menyangkan ternyata the Kayo Aro
ini kualitas nomor 1 di Dunia tetapi teh ini kurang terkenal di Negara sendiri.
Kenapa?
Ini dikarenakan teh Kayo Aro yang dinikmati oleh
bangsawan Eropa itu adalah teh pilihan yang diambil dari pucuk teh. Teh ini
berwarna orange bening dengan rasa kental di lidah dan bertahan lama. Kualitas
teh ini adalah Grade I yang hanya untuk di perdagangkan luar negeri terutama
Eropa dan Amerika. Jadi the Kayo Aro yang mendunia itu adalah teh Kayo Aro
grade I sedangkan untuk Indonesia hanya
bisa menikmati grade 2 dan 3 dicampur daun dan batang dan tentu saja warnanya
tidak orange lagi. Kualitas Grade 3 dipasarkan di Indonesia ke para produsen
teh, sebagai bahan campuran dari bahan baku teh yang ada di Indonesia. Dan teh
ini juga dipasarkan dalam bentuk kemasan oleh PTPN VI.
Kenapa grade I tidak untuk di Indonesia saja?
Bayangkan saja harga jual pabrik $ 2,89/kg,
bandingkan dengan harga satu merek yang dikemas di Inggris, dengan memakai
bahan baku Teh Kayo Aro ini oleh Ty Poo diharga 1,8 Pounsteling untuk 1/4 kg,
sedangkan harga di Indonesia untuk kemasan 1 box hanya berkisar Rp 3.500 saja.
Jadi harga teh grade I itu sangat mahal untuk Indonesia yang konsumsi tehnya
sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara
lain di dunia.
Di Negara – Negara lain ada budaya, ritual atau
upacara minum teh tergantung pada budaya – budaya masing Negara. Di Indonesia
budaya minum teh yang disebut “tea time” hanya ada waktu jaman kolonial Belanda. Dan sekarang “tea
time” Indonesia pada waktu pagi atau sarapan sebagai sumber energi di pagi hari
karena teh yang di konsumsi dicampur gula. Selai itu juga biasanya di waktu
menjelang sore. Teh Kayo Aro sudah di jual di provinsi jambi maupun di luar
jambi. Walaupun yang kita konsumsi ini bukan grade I tetapi manfaatnya tetaplah
nomor I karena pengolahan the Kayo Aro tanpa pengawet maupun pewarna.
_Cintai Produk Jambi_
By: Div. HMPI (Dian Romadhani)
Referensi
ekonomi.kompasiana.com
Wikipedia.com
Wikipedia.com