Selasa, 30 Oktober 2012

SI BAU MENYENGAT DAN ASAM “TEMPOYAK”

Siapa sih yang gak suka dengan buah durian. Buah yang berbau dengan rasa yang manis dan lezat. Selain dimakan dalam keadaan segar, buah durian juga sering diolah menjadi dodol. Ternyata, bukan saja dimakan dalam keadaan segar atau dalam bentuk dodol. Durian bisa diolah menjadi suatu masakan yang memiliki rasa yang asam dan bau yang menyengat, tetapi memiliki rasa yang luar biasa lezatnya.

Yap, TEMPOYAK  walaupun punya bau yang menyengat dan rasa yang asam tetapi banyak yang menyukai rasa yang unik dari tempoyak ini. Apa lagi kalau musim durian tiba, waaah… pasti banyak deh yang dapat menikmati tempoyak baik diolah sendiri maupun yang di dapat dirumah makan.
TEMPOYAK adalah makanan khas jambi yang sudah lama dinikmati oleh masyarakatnya. Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang kemudian difermentasi agar mendapatkan aroma dan rasa yang berbeda. Makanan ini dapat disajikan sebagai lauk dan dimakan bersama nasi. Selain itu, bisa juga dicampur sebagai penyedap sambal dan bumbu. Mmmm …. Mantaaaap!!!!

Bagaimana sih cara membuat tempoyak????  
Mau tau cara pembuatannya, niiih simak baik-baik yaaa!!!
Pilih buah durian yang benar-benar sudah masak, pisahkan daging buah dengan biji durian.  Setelah itu berikan sedikit garam. Setelah selesai, ditambahkan dengan cabe rawit. Penambahan cabe rawit ini bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi dari daging durian. Tetapi, proses fermentasi tidak dapat berlangsung lama karena akan mempengaruhi rasa akhir dari tempoyak tersebut.
Setelah selesai, adonan dari tempoyak jangan disimpan disuhu ruang loooh….
Sebaiknya, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat dan disimpan pada kulkas atau pada suhu dingin untuk menghambat proses fermentasi dari tempoyak, agar rasa dan aromanya terjaga.

TEMPOYAK bisa diolah menjadi apa saja sih???
Banyaaaak bangeet…..
Tempoyak bisa di olah menjadi lauk seperti gulai tempoyak, pepes tempoyak, sambal tempoyak dan masih banyak lagi olahan-olahan dari tempoyak.
Ternyata buah durian bukan saja enak untuk dimakan segar tetapi juga dapat diolah menjadi makanan yang menggugah selera. 

Apa sih KANDUNGAN buah durian????
Durian sebagai bahan baku utama tempoyak. Durian mempunyai kandungan gizi yaitu: 67gr air, 28.3gr karbohidrat, 2.5gr lemak, 2.5gr protein dan 1.4gr serat per 100gr. Selain itu, durian juga mengandung vitamin B1, B2, dan C serta kalium, kalsium dan fosfor. Tempoyak sendiri memiliki kadar lactic acid bacterial yang tinggi. Lactic acid bacterial adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi dan menimbulkan rasa asam pada tempoyak.

 by: Div. P3L (Hanifah Ulfa) 

Sumber:

Kamis, 25 Oktober 2012

Makanan Khas Jambi


Jambi adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatra. Jambi memiliki ciri khas tersendiri dalam berbagai hal seperti seni budaya, bahasa, adat istiadat, tempat wisata dan juga makanan khas.  Makanan khas Jambi ada berbagai macam ada sebagai makanan berat seperti lauk pauk dan sebagai jajanan.  Makanan khas Jambi yang sangat terkenal adalah tempoyak. Tempoyak adalah makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, rasanya sangat mengundang selera. Tempoyak asli jambi biasanya ada pada saat musim durian, tempoyak dapat dijadikan gulai yaitu gulai tempoyak ikan sungai. Selain tempoyak ada juga pindang ikan yang tidak kalah enaknya, pindang ikan khas jambi memiliki rasa yang beda dari  pindang ikan daerah lain. Pindang khas jambi tidak menggunakan nanas. Ada juga gulai tepe ikan dan malbi. Gulai tepe ikan memiliki rasa asam nanas, sedangkan malbi adalah gulai daging yang rasanya manis karena adanya kecap dan gula merah
Selain makanan berat Jambi juga memiliki makanan jajanan yang cukup terkenal yaitu dodol kentang. Dodol kentang berasal dari kabupaten Kerinci  Daerah Kerinci merupakan daerah yang mempunyai perkebunan  yang luas  Petani di Kerinci kini giat mengembangkan industri rumah tangga, antara lain mengolah hasil perkebunan dan pertanian menjadi makanan jadi seperti dodol kentang, keripik pisang dan lainnya. Dodol kentang sangat maju pesat sehingga sudah menebus pasar luar daerah dan menjadi  pencarian wisatawan. Dodol kentang sangat mudah didapatkan karena  ada beberapa desa di Kerinci sebagai penghasil dodol kentang. Desa Lubuk Nagodang yang terletak di Kecamatan Gunung Kerinci, kini menjadi daerah kawasan wisata dodol kentang, produksi dodolnya selain dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung, kini juga telah menembus pasar luar daerah.Ada juga Kabupaten Kerinci, 410 Km dari Kota Jambi yang berada di kaki gunung Kerinci wilayahnya sangat subur bagi tanaman sayuran, khususnya kentang.Komoditi pertanian dan perkebunan yang terus meningkat kini juga diolah menjadi produk jadi seperti dodol kentang, jus terong pirus, dan sirup kulit manis.Khusus kentang, pengembangannya dilakukan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Selain dodol kentang ada juga dodol nanas yang cukup terkenal sebagai jajanan dari Jambi. Di daerah Jambi memiliki perkebunan buah nanas di Desa Tangkit, Muaro Jambi. Produksi nanas di daerah ini sangatlah besar. Jenis jajanan yang dihasilkan dari nanas ada beberapa macam yaitu dodol nanas, panganan, selai nanas goreng dan masih banyak lagi lainnya.
            Di jambi juga memiliki kue – kue yang khas dari Jambi dan memiliki rasa dan kekunikan yang berbeda. Kue khas jambi yang sudah terkenal seperti srikaya muso, padamaran, kue kelepon, dan gandus. Salah satu kue yang paling disuka yakni gandus. Bahan gandus dari tepung beras, sagu,santan dan daun. Bumbunya, bawang putih dihaluskan, cabe dipotong-potong kecil dan santan diaduk. Setelah bahan dicampur lalu tambah garam. Untuk mencetaknya ada dua macam, satu cetakan bulat ada juga yang ditaruh dalam loyang dan dikukus selama 10 menit. Setelah matang, kemudian dipotong-potong. Sebelum disiapkan kue dihias dulu atasnya dengan taburan udang, ebi, ayam, daging giling atau abon ikan.

Senin, 22 Oktober 2012

Partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi Dalam "Singkong Day"



             Singkong Day yang dilakukan pada puncaknya 07 Oktober 2012 lalu, tujuannya tidak lain adalah untuk mengajak masyarakat indonesia untuk mengkonsumsi singkong yang mana dengan merubah paradigma masyarakat terhadap singkong yang cenderung beranggapan bahwa singkong hanyalah makanan yang tidak menarik ataupun tidak istimewa. Namun, sebenarnya hal itu merupakan hal yang sangat salah karena singkong juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan yang sangat nikmat dan tidak kalah dengan makanan-makanan berkelas lain yang umumnya dikenal masyarakat bahkan juga bisa digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti dari nasi, karena karbohidrat pada singkong tidak jauh berbeda dengan jumlah karbohidrat pada nasi. Sementara jika bebicara mengenai harga, harga singkong relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras pada umumnya dan ketersediaan singkong di Indonesia juga masih sangat sangat melimpah.
 
Ok... Kini saatnya kita bebicara mengenai partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi dalam Singkong Day pada 07 Oktober lalu. HMPPI Komisariat Universitas Jambi yang terbilang masih baru aktif periode ini setelah sempat vakum beberapa waktu berpartisiapsi dalam kegiatan ini adalah sebagai wujud kepedulian dari seorang mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, yang memang sudah seeharusnya untuk turut berkontribusi membantu mensukseskan program pemerintah untuk mengatasi permasalahan pangan yang kini telah merupakan masalah serius bagi negara Indonesia bahkan kini telah menjadi permasalahan dunia.
            Semua berawal dari semangat Lso HMPPI Komisariat Universitas Jambi yang luar biasa. Awalnya tidak terpikir oleh saya akan turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mengingat banyak hal yang sangat urgen yang harus kami persiapkan dalam waktu dekat. Namun niat dan semangat tentu akan menembus segala hal dan merubah segala kendala menjadi peluang. Dan benar saja semua kami lakukan dengan semangat yang tak terukur, tak peduli akan bagaimana jadinya, dan kamipun memulainya.
            Pada hari kamis, 04 Oktober 2012 kami (Lso HMPPI) mulai mendiskusikan hal-hal terkait dengan singkong day, mulai dari sumber dana, dan teknis yang harus dipersiapkan. Siang harinya kami mulai mencari dana sumbangan sukarela dari mahasiswa THP Universitas Jambi. Pada hari itu, dana yang kami peroleh masih hanya sekitar Rp. 23.000,- namun hal itu tidak sedikitpun mengurangi semangat kami. Pada Jum'at 05 Oktober 2012 kami kembali mempersiapkan diri untuk mencari dana dengan jalan yang sama, dan dana pun terkumpul seadanya. Jum'at sore kami menyempatkan diri sesaat untuk membahas segala persiapan, mulai dari jenis dan jumlah makanan yang akan kami buat, alat-alat dan bahan-bahan yang kami butuhkan dan yang lain-lainnya. Kebiasaan Lso HMPPI setiap kali berdiskusi tidak terlepas dari gurau dan canda tawa diselah-selah pembicaraan kami yang membuat kendala apapun tidak berarti apa-apa. Saya sangat menghargai kebiasaan ini, karena dengan demikian tidak ada rasa canggung diantara kami sebagai tim.

            Sabtu siang kami sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan kami gunakan mulai dari singkong, gula, jagung, kemasan dan bahan-bahan lainnya. Semua kami lakukan diselah-selah waktu kami sebagai mahasiswa yang juga harus kuliah. Sabtu malam tentu merupakan malam yang istimewa bagi kaum muda umumnya untuk memadu kasih. Namun berbeda dengan kami, bagi kami istimewa bukanlah karena pasangan, tapi karena kami melakukan sesuatu untuk kami berikan kepada masyarakat Jambi. Gurau dan canda tawa tidak pernah terlepas dari selah-selah aktivitas kami, hingga tak terasa waktu sudah larut malam.




            Minggu pagi tepatnya 07 Oktober 2012, pukul 04.00 dini hari saya harus sudah bangun (suatu hal yang sangat tidak biasa bagi saya..... hehehehe.... maklum...) dan kembali untuk mersiapkan segala sesuatunya. Pagi itu semakin indah setelah melihat 9 jenis makanan yang mencapai 300 yang semuanya diolah dari singkong yang tentunya dibuat sendiri (bukannya sombong, hanya beri taw aja..... :D) telah menanti untuk dibagikan kepada masyarakat kota Jambi. Jujur, saya benar-benar tidak menduga hal ini, karena awalnya hasil diskusi kami hanya bisa mencapai 5 jenis makanan saja dan masing-masing hanya 20 buah mengingat dana dan pengetahuan masak-memasak yang hanya seadanya (sebagian ada sichhhhh yang pinter masak-masak, tapi kan gak semua......). Setelah semua dipersiapkan, kamipun bergegas menuju Kegubernuran provinsi Jambi untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi olahan singkong. Dengan semangat berapi-api (sedikit tergesa-gesa juga.... itu jujur loh..) kami mencari-cari tempat yang strategis untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi singkong dan mebagikan makanan yang kami buat dengan gratis. Kami pun mulai membagi-bagikan kertas selebaran yang kami buat sembari menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini lalu mengajak mereka untuk menikmati makanan kami yang lezat buanget (gratis..tis...tiss... loh, sapa yang gk mw coba... heeheh..). Masyarakat kota Jambi menyambut kegiatan ini dengan apresiasi dan antusiasme. O iya, hampir lupa waktu itu ibu Dr. Madya Wati Latief (pembina HIMATEHTA) juga turut hadir dan menikmati makanan yang kami sajikan (makasih loh, bu da dateng... makanan kami enakkan..... :D). Dalam waktu kurang dari 2 jam semua makanan telah habis dibagikan dengan gratis, sampai-sampa beberapa jenis makanan juga saya belum tau rasanya karena belum sempat mencicipi (kasihannnnnnn...).
           Setelah membagi-bagikan selebaran dan makanan, kami menyempatkan diri untuk evaluasi, untuk mengkaji segala kekurangan-kekurangan atau kendala yang sempat terjadi. Apresiasi dan pujian terlalu pantas diucapkan atas kerja keras tim untuk mensukseskan kegiatan ini. Setelah evaluasi, kami bergegas dan kembali mempersiapkan diri untuk persiapan sarasehan yang akan dilaksanakan pada 13-14 Oktober 2012 di Universitas Jambi.
Dan begitulah kira-kira cerita saya akan partisipasi HMPPI Komisariat Universitas Jambi Dalam Singkong Day pada 07 Oktober 2012 lalu (tunggu cerita kami selanjutnya, pastinya akan lebih menarik....).
Tx to adik-adik saya Lso HMPPI Komsat Unja (Ester, Hani, Deny, Novi, Dian, Meika, Iksan, Dody) dan teman-teman hima yang bekerja keras mensukseskan kegiatan ini, terimakasih juga buat tantenya Dody yang sudah berkenan bantu buat makanan yang akan kami bagi (makanannya uenakkkkk....).



Mangara P Sirait